BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sampah
merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia
pasti menghasilkan sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat
konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian
juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita
konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari
‘pengelolaan’ gaya hidup masyrakat. Masalah sampah sudah menjadi topik utama
yang ada pada bangsa kita. Mulai dari lingkungan terkecil sampai kepada lingkup
yang besar. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ini. Namun
yang pasti faktor individu sangatlah berpengaruh dalam hal ini.
Gorontalo
merupakan contoh nyata dalam hal persoalan sampah. Beberapa titik di Kota
Gorontalo seperti Limboto (di danau Limboto terjadi pencemaran air akibat
sampah) telah membuktikan bahwa fenomena sampah di negeri ini sukar untuk di
hilangkan. Selain itu ada juga bukti nyata lain yaitu sampah yang terdapat pada asrama putra nusantara II, kecamatan
Kota Selatan, Kota Gorontalo. Namun hal ini tidaklah akan terjadi lama kalau
saja setiap orang sadar akan masalah sampah dan setiap orang mengerti akan
dampak yang ditimbulkan dari sampah ini. Perlu diketahui juga bahwa sampah ini
ada dua jenis yaitu sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan
sampah anorganik (sampah kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal dari
makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat
terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah kering,
seperti kertas, plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat terdegradasi
secara alami. Sekarang pertanyaannya bagaimana untuk menyelesaikan
masalah sampah ini. Dan hal inilah yang melatar belakangi kami menulis makalah
bertemakan Masalah Pencemaran Lingkungan
(Sampah ).
Untuk menjawab
hal ini kami melakukan studi kasus di Asrama Putra Nusantara II. Alasan kami
mengambil tempat di UPP 2 karena di tempat ini juga terlihat adanya sampah yang
bertebaran dimana-mana dan banyak sekali sampah yang menumpuk dan juga minimnya
tempat sampah. Dari sini kami ingin melihat lebih dalam mengenai permasalahan
sampah di tempat ini. Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai masalah tersebut dengan formulasi judul: “Pencemaran Lingkungan Akibat Sampah di Asrama Putra Nusantara II
Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo”.
1.2 Identifikasi
Masalah
Bertepatan dengan penulis yang tinggal di asrama putra,
ketika melihat kenyataan yang ada di asrama putra nusantara II, penulis melihat gejala yang sangat memprihatinkan di
sekitar asrama, yaitu salah satu tempat tinggal yang dikhususkan untuk mahasiswa
Universitas Negeri Gorontalo yang ternyata di dalamnya masih ada bertebarannya
sampah-sampah.
1.3 Rumusan
Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan latar belakang di
atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimana keadaan kebersihan di Asrama Putra Nusantara II
?
- Apa yang menjadi faktor penyebab bertebarannya
sampah di Asrama Putra
Nusantara II ?
- Bagaimana peranan penghuni asrama dalam mengatasi
sampah di Asrama
Putra Nusantara II ?
1.4 Tujuan
Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keadaan kebersihan di Asrama Putra
Nusantara II.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
bertebarnya sampah di Asrama Putra Nusantara II.
3. Untuk mengetahui peranan penghuni asrama dalam mengatasi
sampah di Asrama Putra Nusantara II.
1.5 Manfaat
Penulisan
1. Bagi Penghuni
asrama dan mahasiswa, untuk memberikan kesadaran pada mereka betapa pentignya
menjaga kebersihan lingkungan agar tidak tercemar.
2. Bagi Pembina
asrama, dengan adanya penulisan makalah ini dapat membantu Pembina untuk
mengarahkan penghuni asrama dalam mengelola asrama.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Manusia
dan Lingkungan Hidup
Manusia merupakan makhluk yang paling dimuliakan oleh
Al-Khalik penciptanya. Makhluk hidup yang namanya manusia, baru dilahirkan
sekitar satu atau dua juta tahun tahun yang lampau setelah segala sumber daya
tersedia dan setelah ruang bumi ini tercipta. Dalam Buku Manusia Dalam Konteks
Sosial Budaya dan Teknologi karya Prof. Dr. H. Nursid Sumaatmadja disebutkan
bahwa :”Manusia dengan alam, ada dalam konteks keruangan yang saling
mempengaruhi. Kadar saling pengaruh mempengaruhi tersebut sangat dipengaruhi
tingkat berbagai penguasaan teknologi oleh Manusia. Hubungan manusia dengan
alam di dunia ini sangatlah bervariasi”.( Dr H. Nursid Sumaatmadja : 1998:72 ).
Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang
memiliki daya pikir dan daya nalar yang tinggi dibandingkan dengan makhluk
lainnya. Di sini terlihat bahwa manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang paling aktif. Karena manusia
secara aktif dapat mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang dikehendaki.
Kegiatan manusia ini dapat menimbulkan bermacam-macam gejala. Manusia mendapatkan unsure-unsur yang diperlukan dalam hidupnya dari
Lingkungan. Makin tinggi kebudayaan manusia, makin beraneka ragam kebutuhan
hidupnya yang diambil dari lingkungan. Maka berarti semakin besar perhatian
manusia terhadap Lingkungan. Manusia merupakan Makhluk paling aktif dalam
mengubah tatanan pada lingkungan. Manusia bisa dengan cepat mengubah
Lingkungan, karena perbuatan manusialah lingkungan menjadi berubah dan kadang
menjadi marah karena dirusaknya lingkungan. Hubungan manusia dengan lingkungan
memang sudah tidak dapat dipisahkan lagi. Karena terkadang Manusia bergantung
kepada alam dan ada juga alam yang bergantung pada manusia.
2.2 Ekosistem
Yang dimaksud dengan ekosistem adalah hubungan timbal
balik antara manusia dengan lingkungan dimana manusia merupakan bagian integral
dari ekosistem tempat hidupnya. Ekosistem terdiri dari suatu komunitas Biota
yang berinteraksi dengan Lingkungan fisiknya dan saling pengaruh mempengaruhi.
Ekosistem ini terdiri dari bagian-bagian dnegan fugnsi-fungsi tertentunya. Dan
untuk menunjang fungsi-fungsinya itu dioperlukan sumber energi. Setiap species
menyesuaikan diri dengan tugas tertentu dalam ekosistem dan berfungsinya
ekosistem bergantung kepada adanya kombinasi spesies yang sesuai dalam
melaksanakan tugas-tugas tertentu di dalam seluruh system.
Peranan manusia dalam ekosistem sangat luas. Sebab
Lingkungan hidup masnuia tidak hanya terbatas pada sarana fisik kimia dan
biologis saja tetapi termasuk pula di dalamnya persoalan ekonomi, sosio budaya
dan agama. Segala macam perubahan dalam lingkungan hidup manuisa, mau tidak mau
akan berpengaruh terhadap dirinya.
2.3
Polusi
Yang dimaksud dengan polusi adalah terjadinya pencemaran
lingkungan yang akan mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan dan
terganggunya kesehatan serta ketenangan hidup makhluk hidup termasuk manusia.
Terjadinya polusi atau pencemaran lingkungan ini umumnya terjadi akibat
aktifitas manusia yang berlebihan dan tidak terkontrol yang menyebabkan
terjadinya pencemaran tanah, air dan udara. Yang akibatnya akan mengancam
kelestarian Lingkungan.
2.4 Sampah
Sampah adalah semua
material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan
kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan tempat
perdagangan dikenal dengan limbah municipal yang tidak berbahaya (non
hazardous). Soewedo (1983) menyatakan bahwa sampah adalah
bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus
dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk
kegiatan industri), tetapi bukan yang biologis.
Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah
membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya.
Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak
mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik
mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat
dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk
lainnya. Beberapa sampah anorganik yang
dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas
minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
Pemusnahan sampah
Beberapa cara
pemusnahan sampah yang dapat dilakukan secara sederhana sebagai berikut :
a.
Penumpukan.
Dengan metode ini,
sebenarnya sampah tidak dimusnahkan secara langsung, namun dibiarkan membusuk
menjadi bahan organik. Metode penumpukan bersifat murah, sederhana, tetapi
menimbulkan resiko karena berjnagkitnya penyakit menular, menyebabkan
pencemaran, terutama bau, kotoran dan sumber penyakit dana badan-badan air.
b.
Pengkomposan.
Cara pengkomposan
merupakan cara sederhana dan dapat menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai
ekonomi.
c.
Pembakaran.
Metode ini dapat dilakuakn hanya untuk sampah yang dapat
dibakar habis.
Harus diusahakan jauh dari pemukiman untuk menhindari
pencemarn asap, bau dan kebakaran.
d.
"Sanitary Landfill".
Metode ini hampir
sama dengan pemupukan, tetapi cekungan yang telah penuh terisi sampah ditutupi
tanah, namun cara ini memerlukan areal khusus yang sangat luas.
Pemanfaatan Sampah
1. Sampah basah : Kompos dan makanan ternak
2. Sampah kering : Dipakai kembali dan daur ulang
3. Sampah kertas :
Daur Ulang
Daur ulang
Daur ulang adalah
salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan
pemilahan, pengumpulan , pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan
produk/material bekas pakai.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Keadaan
Kebersihan di Asrama Putra Nusantara II
Asrama Putra
Nusantara II merupakan salah satu asrama yang masuk kedalam beberapa asrama
yang ada di Gorontalo yang berada di bawah pengawasan lembaga atau kampus
Universitas Negeri Gorontalo. Sudah selayaknya asrama ini baik dalam berbagai
hal, baik itu kepengurusan lingkungan dan kesehatannya. Namun tidak disangka
ternyata asrama yang merupakan salah satu asrama yang sebelumnya menjadi asrama
terbaik kepengurusan pengurusnya ini ternyata kotor dan kurang sehat keadaan
lingkungannya. Bangunannya yang sudah lama mempengaruhi kotornya keadaan
lingkungan asrama saat ini. Sekilas kalau kita lihat keadaan lingkungan UPP 2
ini, itu bersih namun kalau kita lihat lebih kedalamnya, kesudut-sudut UPP 2,
di dalam blok, got-got dan belakang-belakang asrama bertebaran sampah dan
bahkan menumpuk. Sebenarnya apa yang menyebabkan ini terjadi? Apakah kurang
sigapnya para Seksi kebersihan UPP 2
ataukah para penghuni asrama UPP 2 yang kurang tanggap akan hal ini. Setelah penulis
meneliti dan melakukan wawancara kepada pengurus asrama yang saat ini diketuai
oleh kak Fandi H. Bingo. Penulis menanyakan kebersihan Lingkungan UPP 2 dan
harapan yang diinginkan Mahasiswa terhadap Lingkungan UPP 2. Jawaban beliau
adalah 93% lingkungan UPP 2 jelek alasannya adalah kurang
tanggapnya penghuni asrama terhadap hal ini.
Selain itu
alasan lainnya adalah tidak banyak tersedianya tempat sampah. Seharusnya tempat
sampah tersedia diberbagai sudut sekarang ini hanya beberapa saja. Ketika para
mahasiswa atau penghuni asrama ini ingin membuang sampah pada tempatnya dan
ditempat itu tidak ada tempat sampah mereka malah menyimpan dan membuangnya di
bawah pohon dan di got-got ada juga yang menghambur-hamburkannya didalam blok
mereka.
Memang keadaan
ini sangat memprihatinkan, kalau saja sarana itu menunjang serta adanya
kesadaran penghuni asrama, pastilah keadaan UPP 2 tidak seperti sekarang ini.
Keadaan yang kotor dan bau. Tidak hanya sampah yang menjadi fenomena di UPP 2
ini, hal lain yang sangat nampak adalah tidak terawatnya WC. WC yang ada di UPP
2 sangat tidak layak, bau dan kotor. Sebagai contoh kami melakukan
Inspeksi kedalam kamar mandi yang ada di semua blok, ternyata sangat bau dan
kotor, dan di dalamnya pun tidak terlewatkan sampah bertebaran yang berupa
kulit sabun dan lainnya. Kenapa sampah lagi sampah lagi? Ternyata jawabanya
adalah di kamar mandi pun tidak ada tempat sampah dan tidak ada sama sekali
kesadaran penghuni. Seandainya ada tempat dan penghuni memiliki kesadaran akan
hal itu, sampah pasti tidak akan berceceran yang namanya tisu, puntung rokok,
pembalut dan yang lainnya didalam WC dan kamar mandi.
Sungguh memprihatinkan keadaan Lingkungan yang yang ada
di UPP 2 ini sebagai asrama kampus yang seharusnya menjaga kesehatan lingkungan
malah kotor dan bau. Bagaimana mau menciptakan Kota Gorontalo yang bersih kalau
lingkungan asramanya saja kotor dan banyak sampah. Memang tidak satu faktor
yang menyebabkan hal ini terjadi banyak faktor yang menjadi kendala, selain
yang telah disebutkan diatas tadi faktor lainnya adalah kurang adanya
partisifasi aktif dari penghuni untuk menangani hal ini. Belum terlihat banyak
pengurus atau bahkan penghuni yang bersedia membuat tempat sampah.
3.2 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Bertebarannya
Sampah di Asrama Putra Nusantara II.
Sudah tidak
bisa dipungkiri lagi kebersihan lingkungan asrama UPP 2 sekarang sudah
terkontaminasi oleh masalah sampah dan kotoran lainnya yang menyebabkan
lingkungan UPP 2 menjadi kotor dan tidak terawat. Hal didorong oleh banyak hal
diantaranya adalah :
1. Kurang tersedianya tempat sampah yang memadai dan kelayakannya untuk
dipakai.
Tempat sampah merupakan hal yang penting dalam menangani
merebaknya sampah di setiap tempat. Kurangnya tempat sampah sering menjadi
kendala menumpuknya sampah di berbagai tempat. UPP 2 sebagai asrama lembaga
kampus seharusnya memiliki kesadaran untuk menyediakan tempat sampah yang
memadai. Namun tidak dapat dipungkiri lagi ternyata ketersediaan tempat sampah
di kampus sangatlah minim. . Penulis memperoleh data, minimnya tempat sampah di
asrama UPP 2 ini dengan turun langsung di asrama untuk mewawancarai ketua
pengurus asrama mengenai ketersediaan tempat sampah di Lingkungan UPP 2 dan
beliau menjawab bahwa tempat sampah yang ada di UPP 2 paling tinggi hanya dua
buah. Hal ini wajar kalau lingkungan UPP 2 dipenuhi dengan sampah dan kotoran
lainnya. Ada alasan mereka yang paling menonjol tidak membuang sampah tidak
pada tempatnya yaitu karena mereka ketika mau membuang sampah dan ditempat yang
bersangkutan tidak ada tempat sampah. Selain itu, menurut beberapa penghuni,
yaitu karena kesengajaan oleh penghuni untuk membuang sampah sembarangan.
Minimnya tempat sampah dilingkungan UPP 2, telah menjadi
kendala yang nampak dalam mengatasi masalah sampah di UPP 2. Selain minimnya tempat sampah yang ada di
sekitar asrama UPP 2, faktor lain yang menjadi penyebab adalah kurang layaknya
tempat sampah yang sudah ada. Tempat-tempat sampah tampak tidak terawat dan
rusak. Hasil pemantauam langsung penulis di di tiap blok juga menunjukkan bahwa
keadaan tempat sampah sudah tidak layak. Tempat sampah sudah rusak dan
bolong-bolong. Bahkan ada blok yang tidak sama sekali memiliki tempat sampah.
Jadi ketika sampah menumpuk langsung keluar dan tetap saja bertebaran di
sekitar blok. Di depan blok juga terlihat karena tidak tersedianya tempat sampah
yang memadai, sampah-sampah bertebaran di got-got dan aromanya sangatlah bau
sehingga menimbukan kesan kumuh.
2.
Kurang
kesadaran diri
Ketika
penulis melakukan wawancara dengan masing-masing koordinator tiap blok, respon
dari koordinator blok, kami peroleh data, bahwa 21 % telah membuang sampah pada tempatnya. Berarti 79% penghuni asrama yang tidak membuang sampah pada
tempatnya. Namun ada hal lain yang membuat saya bingung dan aneh. Ternyata
masih banyak juga yang tidak membuang sampah tidak pada tempatnya. Mereka
sembarangan membuang sampah di got-got, memang ditempat itu tidak tersedia
tempat sampah. Namun tidak salah juga mereka kumpulkan sampah itu untuk dibakar.
Banyak Mahasiswa yang belum sadar akan hal ini.
Dari 20
% penghuni yang sudah membuang sampah pada tempatnya ada yang beralasan mereka
sadar akan lingkungan ada juga yang membawa landasan, kebersihan sebagian
daripada Iman. Responden sebagiannya yang belum membuang sampah pada tempatnya
mereka sebenarnya sadar akan kebersihan namun mereka jarang melihat tempat
sampah di tempat yang bersangkutan dan sengaja membuang sampah senbarangan.
Ketersediaan tempat sampah memang harus ditunjang dari berbagai pihak. Karena
pemecahan masalah tidak akan berhasil kalau hanya dilihat dari satu pihak saja.
Di asrama UPP 2 belum terlihat kesadaran yang nyata dari pihak-pihak yang
bersangkutan. Misalkan saja pihak lembaga, Pembina, Penanggung jawab bahkan
pengurus asrama belum menampakan keseriusannya dalam mengatasi masalah ini.
Baru beberapa orang saja yang sadar akan ini itu pun hanya dari sebagian kecil
penghuni.
3. Belum ada aturan yang melarang pembuangan sampah.
Memang
aturan menjadi faktor lain yang mendukung terciptanya lingkungan yang sehat dan
aman. Aturan yang tegas belum berlaku di Asrama UPP 2 ini. Tidak adanya aturan
yang melarang pembuangan sampah sembarangan menyebabkan penghuni secara bebas
membuang sampah pada tempatnya. Di UPP 2 baru ada slogan-slogan saja yang sudah
lumrah ada yaitu buanglah sampah pada tempatnya. Tapi hanya terlihat satu
slogan saja yang tertempel di salah satu pintu blok. Di blok lain belum
terlihat. Banyak penghuni yang suka menyalahkan arti slogan itu ketika mereka
tahu harus membuang sampah pada tempatnya mereka membuang sampah di tempat
ketika mereka menghabiskan makanannya dan mereka mebuang sisanya ditempat itu. Perlukah
kiranya mengadakan sebuah aturan yang tegas mengenai masalah sampah di UPP 2
ini sehingga akan memunculkan suatu keadaan yang bersih dan nyaman.
Selama ini kita sering menjumpai slogan-slogan seperti
kebersihan sebagian dari iman, buanglah sampah pada tempatnya dan lain-lain
namun ternyata kenyataan yang kita temui dilapangan justru sebaliknya. Sampah
ada dimana-mana, kondisi ini terjadi karena beberapa alasan atau faktor-faktor
tertentu. Bisa saja keadaan ini terjadi karena kurangnya kesadaran kita untuk
membuang sampah pada tempatnya atau justru tempat sampahnya yang tidak ada,
suatu keadaan yang ironis sekali. Keadaan ini harusnya diperbaiki dengan adanya
aturan yang jelas mengenai sampah selain itu perlu pula disediakan
tempat-tempat sampah diberbagai tempat serta menumbuhkan sikap kesadaran diri
untuk membuang sampah pada tempatnya.
Belum
adanya aturan di Asrama Putra Nusantara II karena kurang aktifnya pengurus
dalam melaksanakan tugasnya. Apalagi yang lebih berperan yaitu bidang
kebersihan. Ini juga merupakan salah satu faktor yang
sangat berpengaruh terhadap pencemaran yang terjadi di Asrama Putra Nusantara
II.
3.3
Peran Penghuni Asrama dalam Mengatasi Masalah Sampah Di
Asrama
Putra Nusantara II.
Penghuni mempunyai peran yang sangat dominan dalam menciptakan kebersihan
lingkungan di wilayah sekitar asrama UPP 2 ini. Mengapa harus penghuni?
Karena semua
penghuni asrama UPP 2 ini merupakan warga asrama yang menempuh pendidikan di
kampus UNG. Dari penghuni atau warga asramalah sebagian besar sampah dihasilkan
dan dari penghunilah seharusnya timbul kesadaran untuk menciptakan suatu
keadaan lingkungan yang bersih dan terawat.
Menurut kak
Fandi Bingo, ketua asrama UPP 2, sampah di asrama bisa diolah dengan membakar
sampah-sampah yang bertumpuk disekitar asrama. Untuk sampah yang tidak bisa
dibakar, dikumpul untuk dijemput oleh truk sampah. Selain itu, penghuni asrama
harus diarahkan dan diwajibkan untuk bekerja bakti seminggu sekali. Kerja bakti
ini dilakukan dengan membersihkan sampah-sampah yang ada di lingkungan asrama.
Tidak lepas
juga aturan di Asrama harus diaktifkan kembali terutama mengenai kebersihan
lingkungan asrama. Dengan ini maka penghuni asrama akan menjaga kebersihan
asrama. Selain itu, diperbanyak juga tempat sampah yang ada di
asrama agar penghuni mudah untuk membuang sampah dan
tidak perlu menghamburkan lagi sampah di lingkungan asrama.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari
pembahasan yang telah dijabarkan diatas dapat disimpulkan beberapa hal mengenai
keadaan Lingkungan di Asrama Putra Nusantara II sebagai salah satu asrama putra
di Indonesia memiliki masalah dengan lingkungannya, hal ini diakibatkan oleh
beberapa factor yang menjadi penyebab kurang sehatnya lingkungan UPP 2.
Penyebab pertama adalah minimnya tempat sampah yang ada di asrama UPP 2,
kurangnya kesadaran diri dan tidak adanya hukum yang tegas.
Disini terlihat, bahwa faktor-faktor
itu mengarah kepada hal ekonomis, psikologis, agama, dan hukum. Karena yang
menjadi sorotan dalam kali ini adalah penghuni dan perangkat lainnya maka
hal-hal tadi juga berkaitan dengan penghuni dan lainnya. Minimnya tempat sampah
yang ada di UPP 2 ini terjadi tidak hanya kurang maunya pihak tertentu
mengadakan tempat sampah namun hal ini juga berbenturan dengan dana. Dan dana
tidak dapat di cari karena pengurus asrama yang tidak jelas. Tiap blok
sepertinya enggan mengeluarkan dana untuk pengadaan tempat sampah. Faktor kedua
adalah faktor psikologis dari para penghuni, karena kebiasaan penghuni jika
tidak ada tempat sampah maka mereka membuang sampah sembarangan tidak
menyimpannya untuk sementara waktu menunggu tempat sampah ada. Mereka karena
terbiasa maka langsung dimasukan kedalam got-got atau hanya menghamburkan
begitu saja. Hal ini terlihat langsung oleh penulis ketika melakukan penelitian
tentang sampah di UPP 2 ini. Hal lain yang menjadi kendala adalah belum adanya
hukum yang tegas dalam mengatasi masalah ini. Maka penghuni bisa secara bebas
membuang sampah tidak pada tempatnya.
4.2 Saran
Untuk mengatasi beberapa permasalahan yang ada di UPP 2
khususnya masalah lingkungan yang berkaitan dengan sampah, ada beberapa solusi
yang kami tawarkan sesuai dengan permasalahan yang timbul, yakni :
1. Untuk
Pembina asrama agar kiranya melakukan penekanan kepada pengurus untuk dapat
mengkoordinir penghuni asrama untuk menjaga kebersihan.
2. Untuk
pengurus agar secepatnya membentuk atau mengaktifkan kembali pengurus agar
aturan dapat dijalankan, terutama aturan mengenai menjaga kebersihan asrama.
3. Untuk
penghuni asrama, diharapkan memiliki kesadaran diri untuk menjaga kebersihan
lingkungan disekitar asrama putra nusantara II.
DAFTAR PUSTAKA
Sastrosupeno,
M Suprihadi.1984. Manusia, Alam Dan Lingkungan. Jakarta: Depdikbud.
Supardi,
I.
1994. Lingkungan Hidup Dan Kelestariannya.
Bandung: Alumni..
http://www.jala-sampah.or.id/index.htm
LAMPIRAN
Tabel
Hasil Wawancara
NO
1
|
Pertanyaan
Bagaimana menurut
anda keadaan kebersihan lingkungan di sekitar asrama UPP 2 ?
|
Deskiptor
Bagus
Jelek
|
%
7
93
|
2
|
Sudahkah anda melihat
penghuni asrama membuang sampah pada tempatnya?
|
Sudah
Belum
|
79
21
|
3
|
Seringkah anda
melihat tempat sampah disekitar asrama UPP 2 ?
|
Sering
Jarang
Tidak sama sekali
|
8
87
5
|
4
|
Bagaimana
menurut anda keberadaan tempat pembuangan sampah di sekitar asrama UPP 2 ?
|
Banyak
Jarang
|
3
97
|
5
|
Bagaimana keadaan
tempat pembuangan sampah yang sudah ada di sekitar srama UPP 2 ?
|
Layak
Tidak layak
|
16
84
|
Gambar-gambar
A. Sampah di got-got
B.
Sampah di samping Blok
C. Sampah di WC