BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada akhir
abad ke-19 dan awal abad 20, semakin jelas bahwa fisika (konsep-konsep fisika)
memerlukan revisi dan penyempurnaan. Hal ini disebabkan semakin banyaknya
hasil-hasil eksperimen dan gejala-gejala fisika yang teramati yang tidak bisa
dijelaskan dengan konsep-konsep fisika yang telah dikuasai pada saat itu
(fisika klasik), sekalipun dengan pendekatan.
Masalah-masalah
yang dimaksud diatas muncul terutama pada objek-objek fisis yang berukuran
kecil (mikroskopik, atomistic), seperti partikel-partikel elementer dan atom
serta interaksinya dengan radiasi atau medan elektromagnetik. “perbedaan-perbedaan”
dalam eksperimen fisika mula-mula dapat diatasi dengan postulat-postulat dan
hipotesis-hipotesis. Namun karena jumlahnya semakin banyak dan persoalannya
dipandang mendasar, menuntut dan mendorong fisikawan untuk melakukan
penyempurnaan, dan bila perlu perubahan pada formulasi dan konsep-konsep fisika.
Hasilnya adalah konsep yang dinamakan “Fisika Kuantum”.
Oleh karena
itu, penulis tertarik menyusun makalah ini dengan meyajikan salah satu fenomena
eksperimental yang melatarbelakangi lahirnya mekanika kuantum. Adapun formulasi
judul dari makah ini adalah “Efek Compton”.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan permasalahan adalah sebagai
berikut.
1.
Bagaimana peristiwa terjadinya efek Compton?
1.3
Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan
penyusunan makalah ini adalah
1.
Mahasiswa dapat mengetahui tentang Efek Compton
1.4
Manfaat
Diharapkan
makalah ini memiliki manfaat sebagai berikut
1.
Menambah wawasan mahasiswa khususnya mahasiswa
jurusan fisika tentang efek Compton.
2.
Dapat digunakan sebagai pegangan atau sumber belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Efek Compton
Interpretasi gelombang memprediksi
bahwa ketika terjadi reaksi elektromagnetik dari sebuah partikel bermuatan,
maka radiasi yang dipancarkan tersebut akan memiliki frekuensi yang sama dengan
radiasi yang datang dari segala penjuru.
Pada tahun 1922,
Arthur H. Compton menunjukkan bahwa jika interpretasi kuantum dari radiasi
elektromagnetik diterima, maka radiasi yang dihamburkan akan memiliki frekuensi
yang lebih kecil daripada radiasi datang dan juga bergantung pada sudut
hamburnya.
Analisis Compton,
sebagai akibatnya, menyertakan tampilan hamburan radiasi elektromagnetik dari
partikel bermuatan sebagai sebuah peristiwa tumbukan sempurna antara foton dan
partikel bermuatan bebas atau sebuah electron yang dianggap diam.
Secara skematik
percobaan Compton digambarkan di bawah ini:

Radiasi yang dikenakan pada lempeng logam
berinteraksi dengan electron bebas dalam logam (tidak selalu menimbulkan efek
fotolistrik walaupun tenaganya cukup). Interaksi abtara radiasi dengan electron
bebas dalam logam berperilaku seperti tumbukan elastis antara dua partikel.
Mekanisme hamburan radiasi (kemudian disebut hamburan Compton atau efek
Compton) tersebut diatas dapat dijelaskan dengan memberlakukan hokum
kekekalan energy dan momentum linear secara relativistic.
Pada keadaan awal,
foton memiliki energy E yang
diberikan oleh

Dan
momentumnya adalah

Electron
pada keadaan diam, memiliki energy diam mec2.
Setelah hamburan foton memiliki energy Eʹ
dan momentumnya Pʹ dan bergerak pada arah
yang membuat sudut θ
terhadap arah foton datang. Electron memiliki energy total Ee dan momentum Pe
dan bergerak pada arah yang membuat sudut ϕ terhadap foton datang. (Agar analisisnya mencakup pula
foton dating berenergi tinggi yang memberikan energy sangat besar pada electron
yang menghamburkan maka kita membuat kinematika relativistic bagi electron).
Dalam interaksi ini berlaku persyaratan kekekalan energy dan momentum, yakni:


Pada
sumbu X :


Pada
sumbu Y:

Kita
mempunyai tiga persamaan dengan empat besaran tidak diketahui (θ, ϕ, Ee, Eʹ; pedan pʹ saling bergantungan)
yang tidak dapat dipecahkan untuk memperoleh jawaban tunggal. Tetapi kita dapat
menghilangkan (eliminasikan) dua dari empat besaran ini dengan memecahkan
persamaannya secara serempak. Jika kita memilih untuk mengukur energy dan arah
foton hambur, maka kita menghilangkan Ee dan ϕ. Sudut ϕ dihilangkan dengan
menggabungkan persamaan-persamaan momentum:


Kedua
persamaan diatas dikuadratkan maka diperoleh:


Kemudian
kedua persamaan diatas dijumlahkan, maka diperoleh:

Dimana
kita ketahui bahwa hukum kekekalan energy:




Dimana:
E
= p . c sehingga diperoleh:


Dari
persamaan energy dan momentum relativistic diperoleh:

Dari
persamaan (5) diperoleh Eʹ
= E + Ke, maka
:

Persamaan
diatas disubstitusi ke persamaan (7), maka diperoleh:



Sedangkan
Ke = c (p – p’) maka
diperoleh:


Subs
ke persamaan (4) : 

Maka
hasilnya diperoleh:







Kemudian
persamaan diatas dibagi dengan
maka diperoleh:





Dimana
maka diperoleh:




Dimana
λ
= panjang gelombang foton dating (m) dan λ’ = panjang gelombang foton hambur.
Besaran h/mec dikenal
sebagai panjang gelombang Compton
dari electron yang memiliki nilai 0,002426 nm; namun perlu diingat bahwa ini
bukanlah suatu panjang gelombang dalam arti sebenarnya, melainkan semata-mata
suatu perubahan panjang gelombang.
Sehingga
panjang gelombang Compton dirumuskan menjadi
dengan λc
= 2,426 x 10-12 m dengan 2,426 pm (1 pm = 10-12) kemudian
disubstitusikan pada persamaan (12) maka diperoleh:


Ternyata bahwa hasil analisa mengenai
perubahan panjang gelombang memberikan ramalan yang sesuai dengan hasil
eksperimental. Penjelasan tentang efek Compton diberikan oleh Compton pada
tahun 1922 dalam naskah karya ilmiahnya yang berjudul “ A Quantum Theory of
Scattering of X-Rays by Light Elements”.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Teori
yang sekarang pada dasarnya bertopang pada pengandaian bahwa setiap electron
yang berperan dalam proses ini, menghambur suatu kuantum cahaya yang utuh
(foton). Teori ini juga berlandaskan hipotesa bahwa kuantum-kuantum cahaya
datang dari berbagai arah tertentu dan dihamburkan dalam arah-arah tertentu
(teratur). Hasil eksperimen yang dilakukan untuk menyelidiki teori tersebut
dengan sangat meyakinkan telah menunjukkan bahwa radiasi kuantum (foton) kecuali
membawa energy juga memiliki momentum linier.
Dengan
demikian maka cahaya yang dalam teori klasik merupakan gelombang, dalam fisika
modern harus juga dianggap sebagai partikel. Sifat dari partikel cahaya ini
adalah sebagai berikut:
1.
Bergerak dengan kecepatan cahaya, dan
dalam geraknya menempati bagian yang sangat terbatas dalam ruang.
2.
Memiliki energy total sebesar E= h ѵ, dimana ѵ adalah frekuensi
cahaya.
3.
Memiliki massa diam m0 = 0
4.
Memiliki momentum linier p = E/c
5.
Dalam perwujudannya sebagai partikel
(foton) mengikuti kaidah dan hukum mekanika relativistic.
3.2 Saran
Dengan
makalah yang kami susun ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa
fisika khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar